Kamis, 17/11/2016 20:33 WIB
Polda Jawa Barat
mengatakan pihaknya mengamankan para petani terkait dengan senjata tajam
yang dibawa dalam aksi penolakan pengukuran tanah di Desa Sukamulya.
(Dok. Konsorsium Pembaruan Agraria)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Sedikitnya enam petani Majalengka ditahan aparat
keamanan terkait dengan upaya penolakan mereka terhadap upaya pengukuran
lahan di Desa Sukamulya, Majalengka, Jawa Barat pada hari ini.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus mengatakan pihaknya mengamankan para petani terkait dengan senjata tajam yang dibawa dalam aksi penolakan pengukuran lahan pada hari ini di desa tersebut. Pengukuran lahan terkait dengan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
“Enam orang diamankan karena membawa senjata tajam, ketapel untuk melukai polisi. Kami memberi peringatan dan mengusir dengan gas air mata,” kata Yusri ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (17/11).
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus mengatakan pihaknya mengamankan para petani terkait dengan senjata tajam yang dibawa dalam aksi penolakan pengukuran lahan pada hari ini di desa tersebut. Pengukuran lahan terkait dengan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
“Enam orang diamankan karena membawa senjata tajam, ketapel untuk melukai polisi. Kami memberi peringatan dan mengusir dengan gas air mata,” kata Yusri ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (17/11).
Upaya pengukuran lahan sendiri berlangsung sekitar pukul 12.30 WIB dan
masih berlangsung hingga sore tadi. Desa Sukamulya terletak di Kecamatan
Kertajati, Kabupaten Majalengka memiliki luas sekitar 735 hektare.
Kawasan itu menjadi salah satu area yang akan digunakan untuk lahan BIJB
sekitar 1.800 hektare.
Yusri mengatakan dua kompi Brimob masih ditugaskan di wilayah tersebut. Dia juga menegaskan pengukuran lahan hari ini terkait dengan lahan seluas 12 hektare yang telah dibebaskan sebelumnya.
Bandara internasional itu akan dikelola PT BIJB, satu BUMD yang dibentuk pada 2013 lalu. Tak hanya bandara, perusahaan itu juga akan membuat Aerocity yang diperkirakan dibangun di atas lahan 3.200 hektare.
Belasan Petani Terluka
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), organisasi yang mendampingi petani Majalengka, mencatat nama-nama enam petani ditahan terkait dengan penolakan pengukuran lahan hari ini. Mereka adalah Carsiman; Darni; Junen; Sunardi; Tarjo; dan Zaenuddin.
Untung Saputra, Kepala Departemen Penguatan Organisasi Rakyat KPA, menyatakan selain ditangkap, ada pula sedikitnya 12 warga yang terluka karena ikut menolak pengukuran lahan itu. Mereka adalah Sahir; Raman; Usep; Aji; Ita; Nano; Jajuli; Gugun; Warso; Ovan; Didi; dan Aef.
“Polisi masih bertahan di lokasi, kemungkinan akan mendirikan tenda sampai selesai pengukuran,” kata Untung yang berada di Desa Sukamulya.
Sekitar 1.500 personel gabungan mulai memukul mundur dan menembakkan gas air mata ke ratusan petani Desa Sukamulya, Kabupaten Majalengka pada hari ini terkait dengan upaya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Ribuan personel gabungan itu berasal dari Polda Jawa Barat, Polres Majalengka, TNI dan Satpol PP, diketahui ikut mengawal proses pengukuran lahan yang akan digunakan untuk pembangunan BIJB. Petani Desa Sukamulya sendiri diketahui menolak upaya pembangunan bandara internasional tersebut. (asa)
Yusri mengatakan dua kompi Brimob masih ditugaskan di wilayah tersebut. Dia juga menegaskan pengukuran lahan hari ini terkait dengan lahan seluas 12 hektare yang telah dibebaskan sebelumnya.
Bandara internasional itu akan dikelola PT BIJB, satu BUMD yang dibentuk pada 2013 lalu. Tak hanya bandara, perusahaan itu juga akan membuat Aerocity yang diperkirakan dibangun di atas lahan 3.200 hektare.
Belasan Petani Terluka
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), organisasi yang mendampingi petani Majalengka, mencatat nama-nama enam petani ditahan terkait dengan penolakan pengukuran lahan hari ini. Mereka adalah Carsiman; Darni; Junen; Sunardi; Tarjo; dan Zaenuddin.
Untung Saputra, Kepala Departemen Penguatan Organisasi Rakyat KPA, menyatakan selain ditangkap, ada pula sedikitnya 12 warga yang terluka karena ikut menolak pengukuran lahan itu. Mereka adalah Sahir; Raman; Usep; Aji; Ita; Nano; Jajuli; Gugun; Warso; Ovan; Didi; dan Aef.
“Polisi masih bertahan di lokasi, kemungkinan akan mendirikan tenda sampai selesai pengukuran,” kata Untung yang berada di Desa Sukamulya.
Sekitar 1.500 personel gabungan mulai memukul mundur dan menembakkan gas air mata ke ratusan petani Desa Sukamulya, Kabupaten Majalengka pada hari ini terkait dengan upaya pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Ribuan personel gabungan itu berasal dari Polda Jawa Barat, Polres Majalengka, TNI dan Satpol PP, diketahui ikut mengawal proses pengukuran lahan yang akan digunakan untuk pembangunan BIJB. Petani Desa Sukamulya sendiri diketahui menolak upaya pembangunan bandara internasional tersebut. (asa)
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161117203340-20-173412/tolak-bandara-internasional-6-petani-majalengka-ditahan/
0 komentar:
Posting Komentar