Selasa, 29 March 2016 17:07
Aksi Kampanye Ketidaan Tanah di Sulawesi Tengah
Aksi kampanye hari ketiadaan tanah di Dongi-Dongi Sulawesi Tengah berakhir dengan penembakan. Penembakan tersebut terjadi saat iring-iringan kaum tani yang tergabung dalam massa aksi Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang akan menggelar Aksi Global Hari Ketiadaan Tanah di pusat kota di cegat oleh pihak kepolisian di desa Bora kecamatan Sigi Biremare yang berbatasan langsung dengan kecamatan Palolo pagi tadi, 29 Maret 2016.
Pencegatan tersebut dengan dalih pemeriksaan senjata tajam dan reep hasil tambang emas yang kemudian ditolak oleh massa dan akhirnya berakhir ricuh. Paling tidak ada 14 petani yang mengalami luka tembak peluru karet, serta puluhan lainnya ditahan oleh kepolisian.
Ketua FPR, Rudi HB Daman menyebutkan bahwa tidak ada alasan pihak kepolisian untuk menghentikan aksi apalagi sampai menggunakan kekerasan. Karena aksi yang dilakukan oleh FPR sudah sesuai dengan prosedur dan selama ini menghindari cara-cara yang merusak. Sehingga kabar bahwa peserta aksi memancing keributan dengan aparat sangat tidak masuk akal, karena semua korban mengalami luka tembak di belakang yang artinya sedang dalam posisi menghindari keributan dengan aparat kepolisian.
Sementara itu ketua AGRA, Rahmat Ajiguna mengecam tindakan represif aparat dan menuntut untuk segera dibebaskan semua kaum tani yang ditahan.“Ini kesekian kalinya kaum tani harus mengalami kekerasan, bahkan untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan saja kami harus berhadapan dengan moncong senjata” kata Rahmat dalam siaran persnya. AGRA juga menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Jokowi harus menghentikan cara-cara keras, intimidatif hingga melakukan kriminalisasi terhadap rakyat yang sedang berjuang mempertahankan hak-haknya. #
http://mrb-media.com/index.php/reformaagraria/647-aksi-ketiadaan-tanah-di-dongi-dongi-14-orang-tertembak
0 komentar:
Posting Komentar