Minggu, 23 Agustus 2015

Ganjar Gubernur yang Ngapusi Rakyat

 
Aksi mahasiswa dari berbagai daerah menuntut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, agar mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh TNI AD tehadap para petani di Urutsewu, Kebumen. Ganjar Pranowo tidak menggubris tuntutan mahasiswa. Foto: Ahmad Syifa.
Oleh Ahmad Syifa
Pada Minggu (23/8/ 2015) mahasiswa mekakukan aksi damai di depan gerbang utama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unsoed Purwokerto. Aksi mahasiswa ini menuntut agar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengambil tindakan tegas mengutuk perampasan tanah milik petani Urutsewu dan pemagaran oleh TNI AD, serta rangkaian aksi kekerasan terhadap para petani Urutsewu, termasuk penganiyaan oleh anggota TNI AD terhadap para petani sehari sebelumnya.
Aksi tersebut merupakan aksi solidaritas mahasiswa dari berbagai daerah berbagai pulau yang ada di Indonesia dengan dipimpin oleh Takiuddin, mahasiswa Unsoed. Aksi ini berlangsung dua kali, yaitu pada saat Ganjar masuk ke gerbang kampus, dan pada pukul 01.00 WIB karena dijanjikan Ganjar untuk bertemu lagi setelah mengisi kuliah umum bagi mahasiswa baru Unsoed. Namun, Gubernur Ganjar berbohong (ngapusi), persis sebagaimana ia berbohong dan melanggar janjinya sendiri dimana ia menyatakan akan menjadi pemimpin yang berteman dengan kaum Marhaen.
Padahal, slogannya pada saat kampanye adalah ora ngapusi (tidak berbohong). Ganjar juga pernah menyatakan akan menyelesaikan kasus Urutsewu ini ketika ia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Namun semuanya hanya omong-kosong.
Pada aksi tersebut mahasiswa bermaksud menghadang Ganjar begitu ia selesai mengisi kuliah umum. Ganjar sempat keluar dari mobil dan menghadap ke massa aksi. Tetapi, anehnya dia justru menekan mahasiswa untuk meminta bukti kepemilikan tanah petani Urutsewu. Ika, salah satu peserta aksi dari Perempuan Mahardika diminta untuk menunjukkan surat-surat bukti kepemilikan tanah siang itu juga. “Gila, ngapain aja tuh BPN sampai saat ini tidak mau mengukur dan mengurus data pertanahan di Urutsewu? Masa Mba Ika disuruh ngukur-ngukur tanah, nggak ngotak..” teriak salah seorang mahasiswa dari barisan saat negosisasi, yang kemudian juga disebutkan Takiuddin di sela-sela orasinya. 

Ganjar juga menyatakan bahwa sebagai gubernur ia menyesalkan terjadinya kasus kekerasan TNI AD terhadap petani Urutsewu. Namun, bentuknya hanyalah penyesalan. Dia tidak berani secara tegas mengutuk atau melakukan tindakan konkret atas telah jatuhnya korban nyawa, tindakan kekerasan, dan penembakan yang telah dilakukan TNI AD terhadap rakyat Urutsewu yang bukan hanya terjadi pada 22 Agustus 2015 kemarin. Gubernur Ganjar Pranowo pada kenyataannya tidak menggubris aspirasi mahasiswa dan tidak mau menandatangani pernyataan mengutuk TNI AD atas kebiadaban yang mereka lakukan terhadap rakyat. Setidaknya, Ganjar semakin jelas memperlihatkan ketidakberpihakannya kepada rakyat.[] 
http://literasi.co/ganjar-gubernur-yang-ngapusi-rakyat/

0 komentar:

Posting Komentar