Selasa, 25 Agustus 2015

Warga Urut Sewu dipaksa terima ganti rugi lahan Rp 5 ribu per meter

Reporter : Chandra Iswinarno | Selasa, 25 Agustus 2015 10:10


Usai bentrok TNI dan warga di Urut Sewu. ©2015 Merdeka.com



Merdeka.com - Setelah terjadinya bentrokan antara warga Urut Sewu dan anggota TNI AD di Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit Kebumen Jawa Tengah, Sabtu (22/8), membuat petani yang memiliki lahan di sekitar lokasi tersebut tidak nyaman.

Seorang pemilik lahan yang terkena patok pemagaran di Desa Wiromartan Kecamatan Wiromartan, Sumedi (36) mengakui usai bentrok lahan pertanian yang semestinya tidak terkena daerah pemagaran malah dirusak.

"Setelah kejadian itu, mereka lebih arogan lagi sananya. Area yang seharusnya tidak kena dampak (pemagaran) pun semakin leluasa dilalui alat berat yang sebenarnya bukan untuk lalu lalang," katanya saat ditemui, Senin (24/8).

Selain itu, dia mengemukakan ada anggota TNI AD yang menemuinya di lahan untuk menerima ganti rugi senilai Rp 5 ribu per meter persegi. Dia mengatakan ganti rugi tersebut baru-baru ini dilakukan kepada warga yang lahannya terkena pemagaran tersebut.

"Itu ganti rugi (waktunya) dekat-dekat ini. Saya sendiri nggak setuju dan belum terima itu," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengemukakan saat di lahan pertanian pada Senin siang, didatangi aparat yang memaksanya agar menerima pembayaran saat itu juga.

"Tadi siang, pihak TNI ngotot harus kelar hari ini, pembayaran ganti rugi harus diterima hari ini," ucapnya.

Dia mengemukakan untuk saat ini beberapa temannya belum menerima ganti rugi tersebut. Selain itu, dia juga merasa aneh karena untuk pembayaran ganti rugi tersebut, pemilik lahan harus melakukan transaksinya di kamp Pasir Besi.

"Saya kemudian bertanya, kenapa nggak melalui desa, orangnya menjawab nggak berani kalau melalui desa ada alasan nunggu Pak Lurah untuk menerima itu (pembayaran ganti rugi lahan)," tuturnya.

Diakuinya, jika tidak menerima pembayaran tersebut, pihak aparat mengancam tidak akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu hal dengan lahan miliknya. Senada dengan Sumedi, tetangga lahannya, Parman (40) juga mengaku didatangi aparat TNI AD saat berladang beberapa waktu lalu.

"Saya ditawari uang untuk mengganti lahan pertanian Rp 5 ribu per meter persegi, tetapi saya menolaknya. Karena itu tidak sesuai dan saya ingin tetap bertani di lahan saya," tuturnya.
[cob]


http://www.merdeka.com/peristiwa/warga-urut-sewu-dipaksa-terima-ganti-rugi-lahan-rp-5-ribu-per-meter.html

0 komentar:

Posting Komentar